Hujan meneteskan setiap tangis hatiku,

Padahal ia berjanji menurunkan hikmat bagiku,

Entah mengapa hampa isi hati ini,

Oh kemanakah semangatku yang dulu,

 

Cerahkanlah cuaca ini ya Tuhan Penolongku,

Lirih hatiku tak mampu terungkap,

Senja meracuni imajinasiku dengan sedihnya,

Oh Tuhan mengapa tangisku tak kau dengar

 

Jika saja aku bisa meledakan kota ini,

Orang lain akan merasakan sedihku,

Kehampaan tak terucap oleh mulutku,

Sebenarnya aku ini kenapa wahai Tuhanku,

 

Setelah terungkap semua kesesakan batinku,

Aku hanya butuh pelukan oleh kekasihku,

 

Benar, perutkulah yang sakit, bukan pikiranku


Luigi Iram Rangi, Pontianak 13 Desember 2024