Dia
yang anggun tak bercela,
lebih indah dari rupa bunga mawar,
yang ditanam dengan penuh cinta
Dia,
dibanyak mata begitu berharga,
yang melebihi banyak wanita berharta
yang berpijak di bulatnya bumi
Dia,
Yang adalah anak sulung,
yang meminta tolong,
di saat tak ada yang membantu
Dia,
Yang kerap menyendiri,
Memilih Menutup pintu kamarnya
Dan menangis begitu lama
Dia,
Bersama kucing-kucingnya,
Berbagi tempat di kamarnya,
Sambil menahan pedih luka hati
Betapa hebatnya dia,
yang selalu tersenyum dikala senja
Membuat orang lain bahagia,
Tapi tidak dengan dirinya
meskipun terluka,
dia tetap hidup,
dia tetap berjuang,
dia tetap bertahan
Betapa kuatnya dia,
menahan banyak rasa sakit yang menjarah
begitu terluka dan tak berdarah
Dialah cahaya hidupku.
Dialah yang merasakan arti dari hidup
Dia yang kupanggil Liana
hidup ditakdirkan sanggana
Luigi Iram Rangi, Pontianak 3 Mei 2022
Komentar